Sri Mulyani Indrawati, SE, MSc, PhD.
Menteri
Keuangan
![]() |
Sri Mulyani Indrawati menghadapi sidang |
Pernah dijegal di negeri sendiri, tapi dunia mengaguminya
Sri Mulyani, perempuan sederhana dengan rambut pendek
sebahu ini adalah contoh bagaimana niat baik dan kerja keras bisa membawa
Indonesia pada perubahan besar-besaran. Ketika meninggalkan Indonesia, Ibu dari
tiga orang anak ini bukan karena tidak lagi cinta pada negaranya, namun karena
mengemban tugas yang lebih besar. Setelah begitu banyak terobosan yang ia
cetuskan dan membersihkan kementerian dari KKN dan birokrasi yang menyulitkan,
ia seolah terbuang. Ia disangkutkan dengan kasus bailout Bank Century, dituduh ikut andil dalam kasus yang tak
kunjung usai ini.
Sri Mulyani
hanya diam dan mengikuti aturan, berpegang teguh pada kebenaran. Ia tahu benar,
bahwa di luar sana banyak yang mengincarnya, karena kejujuran dan ketegasannya.
Perempuan hebat yang mendirikan beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Lembaga
Pendidikan) bagi mahasiswa Indonesia ini seolah ‘terusir’ dari negerinya
sendiri. Kemudian seperti permata yang terpendam, ia diangkat oleh Bank Dunia
menjadi Direktur Pelaksana. Hal ini menjadi bukti bahwa, ia adalah orang yang
baik dan bersih.
Dulu publik
hanya mengetahui, bahwa Sri Mulyani adalah menteri keuangan di era Kabinet
Indonesia Bersatu yang tersangkut kasus pelik Bank Century. Namun ia sebenarnya
lebih dari itu, kisah hidupnya akan membuka mata kita semua, bahwa dirinya
adalah pahlawan masa kini.
Selamat dari krisis
Anda masih
ingat mengenai krisis ekonomi parah yang menghantam Amerika Serikat beberapa
tahun lalu? Kala itu, perekonomian dunia morat-marit tidak karuan, bahkan
Yunani sempat dinyatakan pailit. Jika negara-negara maju saja ambruk dan
beberapa negara bagian di Amerika bangkrut, lantas bagaimana bisa Indonesia
yang notabene negara berkembang dan masih rapuh, bisa selamat, bahkan kursnya
menguat pesat?
Sri Mulyani
yang tidak tidur berhari-hari, merumuskan langkah-langkah untuk menghadang
krisis ekonomi global menyerang Indonesia. Ia memimpin rapat dari pagi hingga
malam, dengan beban luar biasa besar. Nasib negeri ini digantungkan pada
bahunya. Dua hari dua malam ia memimpin rapat yang konon menjadi tonggak
dibangunnya benteng tebal yang menyelamatkan Indonesia dari krisis ekonomi
global.
Sri Mulyani tahu benar bahwa jabatannya sebagai
Menteri Keuangan saat itu menjadi tumpuan dan harapan untuk menentukan langkah
Indonesia ke depan. Dalam waktu 48 jam, segala hal penting di Indonesia dari
hulu ke hilir, kurs, suku bunga, devisa, likuiditas, rush, neraca perdagangan,
stimulus, dan seterusnya harus ia handle.
Semua harus ia pikirkan dengan matang dan teliti agar jangan sampai salah
mengambil keputusan.
Ortu meninggal
Bahkan saat orang tuanya meninggal, Sri Mulyani
dihadapkan pada keputusan sulit. Meninggalkan rapat dan datang ke rumah duka,
atau meneruskan rapat dengan risiko tak akan bisa melihat wajah orang tuanya
untuk terakhir kalinya. Namun ia tahu, bahwa Indonesia lebih membutuhkannya
saat itu. Begitu semua rapat berakhir, ia terus wudhu dan salat. Saat berdoa,
ia menangis sejadi-jadinya. Bagaimanapun juga, ia juga manusia yang punya
perasaan dan rasa sedih, sama seperti yang lain.
Berkat cucuran keringat dan kerja kerasnya, kita semua
tidak merasakan pabrik-pabrik harus tutup seperti di Amerika. Atau kurs mata
uang hancur lebur seperti di negara lainnya. Kita seolah hidup di planet lain
yang tidak merasakan kerasnya pukulan krisis ekonomi, bahkan PHK dan
melonjaknya harga-harga juga tidak terjadi. Setelah badai terlewati, ia
menghela nafas panjang dan tersenyum. Upayanya mati-matian menahkodai keuangan
dan perekonomian di Indonesia di saat genting berbuah manis.
Harus hemat
Apa yang Anda bayangkan ketika mendengar jabatan
menteri? Banyak uang, ke mana-mana naik kendaraan mewah dan hidupnya terjamin?
Nyatanya hal itu tidak terjadi pada hidup Sri Mulyani dan keluarganya. Justru
saat ia menjadi menteri, gaji yang hanya 19 juta rupiah itu harus ia atur
baik-baik untuk biaya rumah tangga dan sekolah anaknya. Bahu-membahu bersama
sang suami, ia menabung sedikit demi sedikit untuk masa depan putra-putrinya.
Bahkan saat sang putri sulung, Dewinta Illinia berangkat kuliah ke Australia,
Sri Mulyani mengajak bicara anak pertamanya itu, hati ke hati. Ia memberikan
buku tabungan yang berisi gajinya saat menjabat sebagai Executive Director
International Monetary Fund pada 2002-2004.
“Kamu harus hidup dengan ini. Mama enggak punya uang
sekarang, beda dengan dulu,” tutur Sri Mulyani pada Dewinta. Ia berharap
putrinya itu hidup sederhana di negeri kanguru, belajar dengan baik dan segera
lulus. Begitu berat ia melepas putri tercintanya tinggal jauh di benua
seberang, padahal dalam hati ia menjerit. Ia tk pernah bisa jauh dari
keluarganya. Namun ia tahu, bahwa masa depan Dewinta jauh lebih penting. Ia
membekali ilmu paling berharga pada anak-anaknya, yaitu mengenai hidup sesuai
dengan kemampuan dan stay on the track
(tetap di jalur). Semasa Dewinta kuliah di Australia, Sri Mulyani mempergunakan
gajinya dengan sebaik-baiknya, karena masih ada dua anak lagi yang juga butuh
dibiayai.
Kado paling menyakitkan
Ulang tahun seharusnya menjadi momen yang
membahagiakan. Namun sepertinya hal ini tidak berlaku bagi Sri Mulyani beberapa
tahun yang lalu. Perempuan dengan wajah bersahaja dan berpenampilan sederhana ini
harus menerima ‘kado’ menyakitkan, dana talangan untuk Bank Century yang ia
setujui, mulai dipermasalahkan dan meledak. Ia diserang habis-habisan oleh DPR.
Ia disalahkan karena seharusnya tidak mencairkan dana sebanyak 6 trilyun lebih
bagi bank ‘kecil’ seperti Century. Wanita berkacamata ini dengan susah payah
menjelaskan alasannya, dengan perumpamaan yang ia harapkan bisa diterima oleh
semua oran, termasuk para anggota dewan.
“Jika ada rumah terbakar, tidak mungkin dibiarkan
kerena api bisa membakar seisi kampung”. Bahwa di dalam rumah itu ada
perampoknya, “Ya tangkap perampoknya,” kata Sri Mulyani dengan suara bergetar.
Namun tetap saja ia disudutkan dan dicerca tak henti-hentinya. Ia mengatakan
ingat betul kapan mula dana tangan bank Century melejit menjadi suatu
permasalahan.
“Tentu saya ingat, karena hari itu adalah hari ulang
tahun saya,” tuturnya dengan getir. Perjuangannya menyelamatkan Indonesia dari
krisis ekonomi global, dibayar dengan tamparan dan tuduhan menyakitkan.
Dijegal
Sri Mulyani bukan tipe orang yang suka mencari muka
apalagi sensasi. Ia tidak akan berkoar-koar di media seperti para politisi, dan
lebih banyak diam serta menaati aturan yang berlaku. Begitu juga saat ia
berkali-kali dipanggil untuk menjadi saksi bailout Bank Century, dan dituduh
terlibat kasus yang tak pernah ia lakoni.
Ketika akhirnya Sri Mulyani ‘tersisih’ dan seolah
semua jasanya pada Indonesia menguap begitu saja, Bank Dunia datang dan
meminangnya untuk bekerja di sana. Pujian ahli-ahli ekonomi bahkan preside dan menteri
dari negara lain pada Sri Mulyani pasca tindakan heroiknya pada krisis tahun
2008 terus mengalir. Ironis sekali bukan? Di negeri sendiri ia dijegal
habis-habisan.
Menerima tawaran dari Bank Dunia bukanlah hal mudah
bagi Sri Mulani. Dewinta meneleponnya dan berkata bahwa itu tidak adil. Jika
sang ibu harus pindah ke Amerika Serikat maka jaraknya dari Australia sungguh
jauh sekali. “Mama, it’s not fair,”
ujar anak-anaknya.
Perempuan paling berpengaruh
Belum lagi putra keduanya sudah diterima kuliah di
Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. Bisa dibayangkan, betapa beratnya
Sri Mulyani hidup berpencar dengan para anggota keluarganya, menahan rindu yang
membuncah tiap harinya. Sosok yang dinyatakan sebagai perempuan yang paling
berpengaruh nomor 23 di dunia versi majalah Forbes ini berusaha tegar
dan tersenyum seperti biasa.
Akhirnya Sri Mulyani berangkat mengemban tugas dan
tanggung jawab yang lebih besar. Pemikiran dan juga dedikasinya kini risakan oleh
seluruh negara di dunia. Walau terkadang, ia kerap menangis di saat sujud
salatnya, sembari berdoa semoga anak-anak dan suaminya selalu dilindungi oleh
Tuhan yang Maha Esa. Ia memang tidak bertempur di medan perang, namun jasanya
tak kalah dari para pejuang kemerdekaan. Di Indonesia, ia dianggap menteri
keuangan andal dan lurus memerangi korupsi. Ia memelopori reformasi birokrasi
di Kementeri Keuangan. Ia berusaha membersihkan Direktorat Jenderal Pajak serta
Bea dan Cukai, dua lembaga yang kerap disebut sarang penyamun.
Kala itu, ratusan orang pegawai pajak dan bea-cukai
dipecatnya lantaran korupsi. Setelah ‘bersih-bersih’, ia mendirikan lembaga
LPDP dan memprakarsai beasiswa bagi mahasiswa yang ingin melanjutkan studi baik
di dalam maupun di luar negeri. Tahukah Anda, ribuan putra-putri bangsa
diberangkatkan menuntut ilmu dengan biaya yang mumpuni, berkat gagasan Sri
Mulyani?
Tidak hanya itu saja, ketika Sri Mulyani menjabat
sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia, bisa dibayangkan betapa besar tanggung
jawab yang harus dilaksanakannya. Walaupun dituduh bersalah karena ‘menolong’
Bank Century. Padahal jika saat itu bank milik Robert Tantular itu tak diberikan
dana bailout alias dana talangan dan
kolaps, maka krisis ekonomi diprediksi akan terjadi. Keputusan dilematis dan
penuh risiko yang ia ambil, membuatnya jadi bulan-bulanan dan dipersalahkan.
Padahal tidak satu rupiahpun ia nikmati uang bailout tersebut. Tidak secuilpun
ia pernah makan selain dari gaji dirinya dan suaminya. Lagi-lagi ia tidak
pernah membangkan pada hukum, dan berusaha memberikan penjelasan kenapa ia
mengambil keputusan tersebut.
Tapi sudahlah, kini Sri Mulyani sudah ditarik Presiden
Joko Widodo ke Indonesia untuk memimpin kementeriannya lagi. Kini ia sudah
menjabat menjadi Menteri Keuangan lagi.
Biodata Sri
Mulyani
Nama lengkap | : | Sri Mulyani Indrawati, SE, MSc, PhD. | ||||||||||||
Tempat, tgl lahir | : | Lampung, 26 Agustus 1962. | ||||||||||||
Agama | : | Islam. | ||||||||||||
Ayah | : | Prof. Dr. Satmoko. | ||||||||||||
Ibu | : | Prof. Dr. Retno Sriningsih Satmoko. | ||||||||||||
Suami | : | Tonny Sumartono. | ||||||||||||
Anak | : | 1. | Dewinta Illinia, | |||||||||||
2. | Adwin Haryo Indrawan, | |||||||||||||
3. | Lukman Indra Pambudi. | |||||||||||||
Riwayat pendidikan : | ||||||||||||||
* | SMP Negeri 2 Bandar Lampung. | |||||||||||||
* | SMA Negeri 3 Semarang. | |||||||||||||
* | Universitas Negeri 3 Semarang. | |||||||||||||
* | Universitas Indonesia Jakarta. | |||||||||||||
* | Master of Science of Policy Economics di University of Illinois Urbana Champaign, USA. | |||||||||||||
* | PhD of Economics di University of Illinois Urbana-Champaign, USA. | |||||||||||||
Pengalaman kerja : | ||||||||||||||
* | Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM FEUI). | |||||||||||||
* | Tim Penyelenggara Konsultan Ahli Badan Pembinaan Hukum Nasional Tahun 1999-2000. | |||||||||||||
* | Kelompok Kerja Bidang Hukum Bisnis, Menteri Kehakiman Republik Indonesia. | |||||||||||||
* | Anggota Tim Asistensi Menteri Keuangan Bidang Keuangan dan Moneter, Departemen Keuangan RI (1998). | |||||||||||||
* | Redaktur Ahli Majalah bulanan Manajemen Usahawan Indonesia. | |||||||||||||
* | Ketua I Bidang Kebijakan Ekonomi Dalam dan Luar Negeri serta Kebijaksanaan Pembangunan, | |||||||||||||
PP Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI). | ||||||||||||||
* | Kepala Program Magister Perencanaan Kebijakan Publik-UI. | |||||||||||||
* | Wakil Kepala Bidang Penelitian LPES FEUI. | |||||||||||||
* | Wakil Kepala Bidang Pendidikan dan Latihan LPEM FEUI. | |||||||||||||
* | Research Associate, LPEM FEUI. | |||||||||||||
* | Pengajar Program S1 & Program Extension FEUI, S2, S3, Magister Manajemen Universitas Indonesia. | |||||||||||||
* | Anggota Kelompok Kerja – GATS Departemen Keuangan RI. | |||||||||||||
* | Anggota Kelompok Kerja Mobilitas Penduduk Menteri Negara Kependudukan – BKKBN. | |||||||||||||
* | Anggota Kelompok Kerja Mobilitas Penduduk, Asisten IV Menteri Negara Kependudukan, BKKBN. | |||||||||||||
* | Staf Ahli Bidang Analisis Kebijaksanaan OTO-Bappenas. | |||||||||||||
* | Asisten Profesor, University of Illinois at Urbana, Champaign, USA. | |||||||||||||
* | Asisten Pengajar Fakultas Ekonomi – Universitas Indonesia. | |||||||||||||
* | Direktur Eksekutif di IMF. | |||||||||||||
* | Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia. | |||||||||||||
* | Menteri Koordinaor Bidang Perekonomian Republik Indonesia. | |||||||||||||
* | Direktur Pelaksana Bank Dunia. | |||||||||||||
* | Menteri Keuangan Indonesia. | |||||||||||||
Sumber : | ||||||||||||||
* | http://boombastis.com/kisah-hidup-sri-mulyani/43438 | |||||||||||||
* | http://www.biografiku.com/2016/09/biografi-dan-profil-sri-mulyani-pakar-ekonomi-indonesia.html | |||||||||||||
Tidak ada komentar:
Posting Komentar